JAKARTA, iNewsJambi.id - Memainkan gadget terlalu sering tidak berdampak buruk bagi anak balita.
Anak balita yang sering main gadget berisiko mengalami speech delay. Bahkan dampak speech delay ini sudah terbukti di banyak studi yang dirilis ke publik.
Speech delay merupakan kondisi keterlambatan berbicara. Ini ditandai saat anak ingin menyampaikan isi pikirannya, tapi ucapan dia masih sulit dipahami.
Kondisi speech delay berbeda dengan keterlambatan bahasa, di mana itu ditandai saat si kecil mampu mengucapkan kata-kata, tapi dia tidak bisa menggabungkannya.
Keterlambatan bicara dapat disebabkan beberapa faktor yakni mulai dari gangguan pertumbuhan fisik, infeksi telinga, atau adanya masalah di mulut atau pendengaran.
"Salah satu penyebab speech delay lainnya adalah anak yang terlalu dekat dengan gadget. Artinya, penggunaan gadget terlalu sering," bunyi sebuah laporan yang bersumber dari The Hanen Center.
Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) sendiri mengatakan masalah speech delay ini diduga banyak dialami pada anak-anak usia prasekolah.
Hal yang menjadi pertanyaan, bagaimana gadget yang diakses si kecil menyebabkan speech delay?
Saat si kecil mendapatkan screen time, mereka hanya mendapat stimulasi bicara satu arah. Sedangkan, di usia anak-anak, mereka membutuhkan perkembangan berbahasa dan berbicara dua arah.
"Beberapa tahun pertama kehidupan, otak reseptif anak sedang belajar bahasa baru dan membangun jalur komunikasi. Nah, ketika jalurnya tak terbentuk akibat hanya mendapat stimulasi searah, tidak dimungkiri kemampuan berbahasa dan berbicara si kecil dapat lambat berkembang," bunyi laporan tersebut.
American Academy of Pediatrics sendiri pernah melakukan studi di rumah sakit anak di Kanada. Peneliti mengamati hampir 900 anak berusia 6 bulan hingga 2 tahun.
Peneliti menemukan balita yang sering menggunakan gadget cenderung mengalami keterlambatan kemampuan bahasa ekspresif. Bahkan, kemampuan anak untuk mengucapkan kata-kata dan kalimat juga lebih lambat," kata laporan tersebut.
Ditambahkan di sana balita yang sering menonton video, kosa katanya lebih sedikit. Bahkan, bayi usia 8-16 bulan yang sejam lebih lama nonton video ditemukan memiliki kosakata yang lebih sedikit.
Lantas, berapa waktu ideal bagi si kecil untuk boleh mengakses ponsel atau gadget?
Canadian Pediatric Society merekomendasikan anak usia 2-5 tahun untuk mendapatkan screen time di bawah satu jam per hari. Selain durasi waktu yang dibatasi, kontennya pun perlu dipilah-pilih oleh orangtua. American Academy of Pediatrics merekomendasikan orangtua dengan anak berusia 2-5 tahun memperhatikan hal berikut ini:
1. Pilih tayangan video dengan konten yang baik dan berkualitas
2. Dampingi anak saat mengakses gadget
3. Ajak anak berbicara dan berinteraksi sembari menonton video. (uda)
Sumber: iNews.id
Editor : Monas Junior