MOSKOW, iNewsJambi.id - Keluarnya Joe Biden dari perlombaan untuk meraih kursi presiden AS periode 2025–2029 ditanggapi dingin oleh Moskow.
Istana Kepresidenan Rusia (Kremlin) bahkan menilai kabar tersebut tidak lebih penting dari konflik Ukraina.
Juru Bicara Kremlin, Dmitry Peskov mengatakan, bagi Rusia, yang paling penting saat ini adalah mencapai tujuannya dalam perang Ukraina, bukan politik AS.
Apalagi, Moskow melihat masih banyak hal bisa berubah dalam beberapa bulan mendatang.
“Pemilu (AS) masih empat bulan lagi, dan itu adalah periode waktu yang panjang dan banyak hal bisa berubah,” kata Peskov kepada outlet berita SHOT, Senin (22/7/2024).
“Kita perlu bersabar dan hati-hati memantau apa yang terjadi. Prioritas kami adalah operasi militer khusus (agresi militer di Ukraina),” ujar penyambung lidah kepercayaan Presiden Rusia Vladimir Putin itu lagi.
Pada Minggu (21/7/2024), Biden memutuskan mundur sebagai calon presiden (capres) AS dari Partai Demokrat. Sebagai gantinya, dia mendukung Harris untuk menjadi capres dari partai yang identik dengan warna biru itu. Padahal, Pilpres AS 2024 pada 5 November nanti sempat digadang-gadang bakal menjadi ajang tarung ulang antara Biden dengan capres dari Partai Republik, Donald Trump.
Sebelumnya, Putin beberapa kali mengatakan bahwa dia lebih menyukai Biden menjadi presiden AS di masa depan daripada Trump. Alasannya, Biden adalah sosok politikus kuno dan mudah ditebak. Sindiran bos Kremlin itu pun membuat Biden meradang, sampai-sampai politikus senior Partai Demokrat berumur 81 tahun itu menyebut Putin sebagai “bajingan gila”.
Sementara mantan Presiden Rusia Dmitry Medvedev melalui aplikasi pesan Telegram mengatakan bahwa dia mendoakan kesehatan Biden. Sekutu dekat Putin itu pun menambahkan, tujuan operasi militer khusus Rusia di Ukraina akan tercapai. (uda)
Sumber: iNews.id
Editor : Monas Junior