Sejumlah Titik di Kota Jambi Banjir, Feri: Tiap Tahun Situasinya Semakin Parah

JAMBI, Jambi.iNews.id - Kota Jambi diguyur hujan belakangan ini. Adapun sejumlah wilayah terdampak banjir.
Perkumpulan Hijau (PH) mendata, terdapat sebanyak 19 titik lokasi terdampak banjir dengan beberapa daerah mengalami genangan cukup parah.
Banjir ini tak hanya merendam permukiman warga, namun juga merendam sekolah hingga fasilitas umum seperti Lapas Kota Jambi dan kawasan SPBU.
Feri Irawan Direktur Perkumpulan Hijau (PH) Jambi mencatat, banjir di Kota Jambi setiap tahun situasinya semakin parah. Masalah utama banjir Jambi adalah persoalan tata ruang yang masih mengakomodasi pembangunan skala besar di wilayah resapan air.
Kata dia, ada juga faktor salah urus penataan anak Sungai Batanghari DAS terbesar Jambi dan perubahan jalur DAS oleh pihak-pihak terkait dengan dalih kepentingan pembangunan serta tidak adanya kolam retensi yang di buat.
"Sementara pada sisi lain, pemenuhan Ruang Terbuka Hijau (RTH) di Kota Jambi yang masih kurang sampai dengan angka 15 persen. Akibatnya banjir semakin meluas yang meningkatkan kerentanan hidup warga semakin tinggi," kata Feri.
Lanjut Feri, dirinya mendorong Walikota terpilih Kota Jambi Maulana-Diza untuk mengatasi masalah banjir sebagai wujud pemenuhan janji politik Jambi menjadi Kota Bahagia.
"Ini adalah PR yang harus diselsaikan untuk Walikota," ujar Feri.
Bukan hanya di Kota Jambi Feri menilai, setiap tahunnya mulai dari hulu sampai hilir Provinsi Jambi merasakan dampak dari bencana tersebut.
Banjir di Provinsi Jambi bukan hanya disebabkan faktor alam, melainkan perpaduan antara dampak perubahan iklim, salah urus penataan ruang, mega infrastruktur, dan ekonomi politik penguasaan ruang.
"Dari keseluruhan faktor dampak bencana tersebut, Perkumpulan Hijau mendefinisikan kondisi bencana yang melanda Provinsi Jambi hari ini sebagai bencana ekologis yang diakibatkan oleh salahnya tata pembangunan yang dikelola oleh pemerintah sehingga berimbas pada bencana," tutup Feri. (uda)
Editor : Monas Junior