Warga Kedemangan Lakukan Tradisi Ziarah Kubur Jelang Ramadhan

MUARO JAMBI, Jambi.iNews.id - Ratusan Warga Desa Kedemangan, Kecamatan Jaluko, Kabupaten Muaro Jambi memadati Tempat Pemakaman Umum (TPU) Bumi Ayu yang berada di desa setempat untuk menggelar kegiatan bersih-bersih sekaligus berziarah.
Tradisi ini merupakan kegiatan turun temurun warga Desa Kedemangan setiap kali menjelang datangnya bulan suci ramadhan.
Pantauan di lapangan, tampak para peziarah berdatangan untuk berkunjung ke pemakaman tersebut demi sekedar memanjatkan doa serta membersihkan makam sanak family mereka.
Sekretaris Desa Kedemangan, Alpian mengatakan, tradisi ziarah ubur di Desa Kedemangan ini sudah lama dilakukan sejak puluhan tahun lalu.
Dimana, kata dia, kegiatan ini dilaksanakan menjelang bulan suci Ramadan setiap tahunnya.Kegiatan ziarah kubur ini, kata dia, difasilitasi langsung oleh Pemerintah Desa Kedemangan.
"Acara ini sudah menjadi tradisi kami setiap tahun menjelang datangnya bulan suci Ramadan," kata Alpian.
Alpian menyampaikan, kegiatan ini bertujuan untuk mendoakan sanak keluarga yang telah meninggal dunia serta menjalin silaturahmi antara sesama masyarakat Desa. Selain itu, Alpian juga turut mengucapkan terima kasih kepada masyarakat yang menjaga serta membersihkan TPU Bumi Ayu ini, sehingga terlibat selalu bersih.
"Selain untuk memanjatkan doa kepada sanak family yang telah meninggal dunia, kegiatan ini juga untuk menjalin tali silaturahmi antara sesama masyarakat Desa Kedemangan," sampainya.
Alpian menjelaskan, kegiatan ziarah kubur ini diawali dengan membersihkan makam menggunakan peralatan sederhana seperti cangkul dan sapu lidi.
"Usai membersihkan makam, warga Desa berkumpul untuk kemudian dilakukan pembacaan yasin, tahlil beserta Doa bersama," katanya.
Sementara itu, tokoh masyarakat Desa Kedemangan M Ali menuturkan, antusiasme masyarakat dalam mengikuti kegiatan ziarah kubur ini terbilang tinggi.
"Dalam kegiatan itu kita juga bisa saling bersilaturahmi dan bahkan saling berbagi cerita dengan warga lainnya. Karena, semua kalangan ikut membaur bergotong-royong baik kalangan ibu-ibu, anak, pemuda tokoh adat, tokoh agama, maupun pemerintah desa," tutupnya. (uda)
Editor : Monas Junior