Ilmuan Temukan Cara Hidupkan Kembali Virus yang Tertidur 48.000 Tahun

JAKARTA, iNewsJambi.id - Ilmuan Temukan Cara Hidupkan Kembali Virus yang Tertidur 48.000 Tahun, Virus zombie kuno telah dihidupkan kembali setelah dibekukan selama hampir 50.000 tahun.

Ilmuan melakukan experimen, demi membangkitkan virus yang sduah membeku selama puluhan ribu tahun itu. Virus ditemukan bersama enam lainnya di permafrost Siberia.

Baca Juga

Aplikasi Antivirus Malware HP Android

Virus beku termuda berusia 27.000 tahun. Sedangkan yang tertua berusia 48.500 tahun.

Sehingga menjadikannya virus paling kuno yang telah dihidupkan kembali para ilmuwan sejauh ini.

Menghidupkan kembali virus zombi kuno mungkin tampak seperti ide yang buruk. Tapi, ilmuwan tersebut melakukannya di laboratorium terkontrol.

Baca Juga

Jenis Virus Malware HP Android

Meski berbahaya, virus dapat membantu ilmuwan bersiap menghadapi masalah tingkat pandemi saat permafrost mencair.

Dengan ancaman berkelanjutan yang ditimbulkan oleh perubahan iklim terhadap dunia dan permafrost atau tanah beku di seluruh dunia, persiapan adalah yang terpenting.

Peneliti menemukan virus berusia 48.500 tahun di dasar danau di Yukechi Alas di Yakutia, Rusia.

Baca Juga

Mengenal Virus Malware dari Masa ke Masa

Virus zombi kuno yang mereka hidupkan kembali adalah pandoravirus, terkadang disebut virus raksasa.

Virus ini hanya menginfeksi organisme bersel tunggal. Dengan demikian, mereka tidak dapat menginfeksi manusia atau hewan, sebagaimana dikutip dari BGR.

Semua virus yang ditemukan sejauh ini tampaknya merupakan pandoravirus dan berdasarkan percobaan, semuanya aktif dan bereplikasi pada subjek uji.

Baca Juga

Cara Membersihkan Virus pada Smartphone

Para peneliti awalnya menerbitkan data tentang virus kuno di server bioRxiv.

Makalah baru tentang temuan tersebut juga telah diterima dan dipublikasikan di jurnal Virus.

Sebelumnya para ilmuwan juga menemukan virus kuno yang belum pernah terlihat sebelumnya di gletser, yang dapat dilepaskan saat lapisan es tersebut mencair.(rdo)

Editor : Monas Junior