JAMBI, iNewsJambi.id - Puluhan mahasiswa dan masyarakat yang tergabung dalam aliansi Gemas Raja (gerakan mahasiswa dan rakyat Jambi), menggelar mimbar bebas bertajuk "jaga demokrasi, mengangkat tolak politik dinasti dan tolak pelanggaran HAM termasuk konflik agraria di parkiran".
Tak hanya mahasiswa, masyarakat dan sejumlah dekan dan dosen ikut menyampaikan orasinya terkait isu-isu nasional.
"Kami melihat kondisi saat ini sangat kacau, karena itu kami dari mahasiswa dan rakyat Jambi bergabung untuk menyuarakan politik dinasti, pelanggaran HAM, korupsi, konflik agraria yang belum tuntas," ujar Presiden BEM Universitas Nurdin Hamzah, Rio Jodiansyah.
Dia mengatakan, hingga saat ini pelanggaran HAM masih belum tuntas juga.
"Maka dari itu kami aliansi gerakan mahasiswa dan masyarakat Jambi untuk menyuarakan hal itu. Sudah lama Indonesia merdeka, tapi belum ada penyelesaian pelanggaran HAM," jelas Rio.
Apalagi baru-baru ini, ujarnya, beberapa bulan yang lalu sangat kecewa dengan putusan MK.
"Kami sangat kecewa, di mana melegalkan segala cara untuk melakukan agar keluarganya untuk naik," ujarnya.
"Hari ini konstitusi, marwahnya sudah turun. Kenapa? Secara undang-undang ketika ada hubungan darah itu kan harus tidak boleh hadir di situ. Waktu sidang pertama itu tidak hadir, saat sidang putusan beliau hadir. Kami menilai sidang konstitusi sudah di-aborsi," tegasnya.
Namun begitu, pihaknya menolak agenda mimbar bebas ini menyudutkan adanya calon presiden yang disuarakan saat ini.
"Kami tidak bicara soal calon presiden, tapi kami berbicara tentang demokrasi saat ini," ucap Rio.
Menurutnya, hingga saat ini masalah pelanggaran HAM sampai saat ini belum selesai.
"Kami berharap dengan calon presiden yang akan datang, pelanggaran HAM harus diselesaikan, korupsi harus diberantas habis, selesaikan konflik agraria. Problem-problem tersebut harus diselesaikan semua, siapapun presidennya," tegas Rio. (ari)
Editor : Monas Junior