JAKARTA, iNewsJambi.id - Nilai tukar (kurs) mata uang rupiah pada perdagangan hari ini ditutup anjlok 65 poin atau 0,40 persen ke level Rp16.430 per dolar AS. Berdasarkan data Bloomberg, rupiah sempat dibuka pada level Rp16.390 per dolar AS.
Pengamat pasar uang, Ibrahim Assuaibi menuturkan, para pedagang saat ini masih menunggu lebih banyak petunjuk terkait kebijakan di Amerika Serikat (AS). Sementara, Bank of England akan menggelar pertemuan, di mana suku bunga diperkirakan tidak berubah.
"Selain BoE, investor juga akan mengamati keputusan bank sentral Swiss dan Norwegia pada hari Kamis untuk menentukan prospek suku bunga global," kata Ibrahim dalam risetnya, Kamis (20/6/2024).
Data pada hari Rabu menunjukkan inflasi Inggris kembali ke target 2 persen untuk pertama kalinya dalam hampir tiga tahun pada bulan Mei. Namun, tekanan harga yang kuat mengesampingkan penurunan suku bunga menjelang pemilu bulan depan.
Sebagian besar ekonom dalam jajak pendapat Reuters pada minggu lalu memperkirakan bank sentral akan mulai menurunkan suku bunga pada bulan Agustus, namun pasar hanya melihat peluang 30 persen untuk penurunan suku bunga di bulan Agustus dan berpikir bahwa langkah pertama kemungkinan besar akan dilakukan pada bulan September atau November.
Dari sentimen domestik, Bank Indonesia (BI) kembali mempertahankan suku bunga acuan atau BI Rate di level 6,25 persen dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) yang berlangsung pada 20-21 Juni 2024. Sedangkan suku bunga Deposit Facility naik ke posisi 5,50 persen dan suku bunga Lending Facility sebesar 7 persen.
Keputusan ini konsisten dengan kebijakan moneter pro stabilitas sebagian langkah preemptive dan forward looking untuk pastikan inflasi sesuai sasaran 2,5 plus minus 1 persen pada 2024 dan 2025. Kebijakan ini, akan didukung dengan penguatan operasi moneter untuk memperkuat efektivitas stabilitas rupiah dan masuknya aliran modal asing.
Alasan BI mempertahankan suku bunga karena perkiraan ekonomi global tumbuh lebih tinggi dari prediksi sebelumnya, yakni mencapai 3,2 persen pada 2024. Angka ini lebih tinggi dari perkiraan awal terutama dengan lebih baiknya pertumbuhan ekonomi di India dan China.
Walaupun ketidakpastian pasar keuangan global tetap tinggi di tengah prospek perekonomian dunia yang lebih kuat. Diketahui rupiah kini sudah menembus level Rp16.430.
Sementara itu, kebijakan makro prudential dan sistem pembayaran tetap progrowth dukung pertumbuhan ekonomi berkelanjutan terus ditempuh untuk mendorong kredit/pembiayaan perbankan kepada dunia usaha dan rumah tangga.
Berdasarkan data diatas, mata uang rupiah untuk perdagangan berikutnya diprediksi bergerak fluktuatif, namun kembali ditutup melemah di rentang Rp16.420-Rp16.500. (nas)
Sumber : iNews.id
Editor : Monas Junior