get app
inews
Aa Text
Read Next : Harga Emas Antam Hari Ini Melesat Rp9.000

Harga Emas Menanti Level Psikologis USD3.000

Senin, 17 Februari 2025 | 14:42 WIB
header img
Harga emas bergerak volatil sepanjang pekan lalu, dipengaruhi oleh data inflasi Amerika Serikat (AS), testimoni Ketua Federal Reserve (The Fed) Jerome Powell di Kongres, serta isu geopolitik. Foto: iNews.id

Jambi.iNews.id - Harga emas bergerak volatil sepanjang pekan lalu, dipengaruhi oleh data inflasi Amerika Serikat (AS), testimoni Ketua Federal Reserve (The Fed) Jerome Powell di Kongres, serta isu geopolitik.

Meski sempat mencapai rekor USD2.940 per troy ons pada Senin malam, harga emas kemudian terkoreksi dan ditutup di kisaran USD2.886 pada akhir pekan.

Sepanjang pekan lalu, emas menunjukkan daya tahan di level USD2.900 meskipun sempat mengalami tekanan.

Pada Rabu, data inflasi yang lebih tinggi dari perkiraan mendorong harga emas kembali ke USD2.908 saat Powell berbicara di hadapan Kongres.

Namun, rilis data penjualan ritel AS yang lemah pada Jumat memicu aksi jual, menyebabkan harga emas turun tajam dari USD2.932 ke USD2.886.

Survei Kitco News menunjukkan bahwa pasar tetap optimistis terhadap emas, meski lebih berhati-hati dibanding pekan sebelumnya.

Dari 14 analis Wall Street yang disurvei, 71 persen masih memperkirakan kenaikan harga emas dalam sepekan ke depan, sementara 14 persen melihat potensi penurunan, dan sisanya memperkirakan pergerakan mendatar.

Sentimen serupa terlihat di kalangan investor ritel, di mana 65 persen dari 201 responden dalam survei Kitco memperkirakan harga emas naik, sementara 24 persen melihat potensi penurunan, dan 11 persen memperkirakan konsolidasi.

Sejumlah analis tetap yakin emas menembus USD3.000 dalam waktu dekat, mengingat ketidakpastian ekonomi dan inflasi yang masih tinggi.

“Momentum masih berpihak pada emas, dan alasan untuk membeli tetap kuat,” kata analis Adrian Day Asset Management, Adrian Day.

Analis Asset Strategies International, Rich Checkan, menambahkan, inflasi yang masih bertahan akan terus mendukung harga emas. Namun, analis Commerzbank, Carsten Fritsch, memperingatkan, semakin dekat ke USD3.000, semakin besar pula risiko koreksi.

Kemudian, analis RJO Futures, Bob Haberkorn, menilai, pelemahan emas pada Jumat lebih dipengaruhi oleh perkembangan geopolitik, terutama potensi kesepakatan damai antara Rusia dan Ukraina, dibandingkan dengan data ekonomi AS.

Ia juga mencermati aliran emas dari London dan Eropa ke AS sebagai indikasi meningkatnya permintaan. “Ada pembicaraan tentang emas bisa mencapai USD4.000, mengingat dinamika pasar saat ini,” ujarnya.

Pekan ini, pasar akan mencermati rilis data ekonomi AS, termasuk survei manufaktur Empire State pada Selasa, risalah rapat The Fed serta data perumahan pada Rabu, laporan klaim pengangguran dan survei manufaktur Philadelphia pada Kamis, serta indeks PMI dan penjualan rumah pada Jumat.

Dengan pasar AS libur pada Senin untuk memperingati Hari Presiden, volatilitas emas pekan ini diperkirakan lebih rendah dibanding pekan lalu. (uda)

Sumber: iNews.id

Editor : Monas Junior

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut