JAMBI, iNewsJambi.id - Banyak penjual pempek di Kota Jambi. Namun, berbeda dengan pempek Jarot. Pempek satu ini terkenal dikalangan TNI, baik di Korem 042/Garuda Putih (Gapu), Kodim 0415/Jambi atau pun di Batalion 142/Ksatria Jaya.
Lantaran itu, Mas Jarot (52) biasa disebut di mana ada kegiatan TNI ataupun ada acara lain di situ ada Mas Jarot dengan aneka pempeknya.
Hebatnya lagi, Tamtama hingga jenderal pernah merasakan makan dan minum cuka pempek Jarot. Betapa tidak, dirinya sudah lebih dari 30 tahun berdagang pempek di kawasan TNI. Jadi tidak berlebihan, anggota TNI yang pernah dinas di Kota Jambi pasti mengenal dan merasakan kenikmatan pempek buatan pria ramah dan suka bercanda ini.
Diakui Jarot, setiap ada kegiatan TNI, baik di Korem, Kodim dan Batalion, pempek yang dijajakinya selalu laris manis hingga habis terjual.
Seperti beberapa waktu lalu, saat ada agenda pemberangkatan 400 personel ke Papua, pempek Mas Jarot langsung diserbu prajurit yang sudah menantinya.
"Hari itu habis 700 biji. Isi rantang di atas motor ini sebanyak 350 biji pempek campur dan ditambah dengan goreng bakwan dalam kantong plastik. Tapi semenjak anggota berangkat agak dikurangi, takutnya tidak habis," ujarnya, Kamis (1/12/2022).
Dia menceritakan, yang membuat penghasilannya meningkat dikala TNI banyak melakukan kegiatan. Pempek yang dibawanya cepat habis terjual. Cuan di dompet pun bertambah.
"Kalau ada kegiatan, kami cepat balek (pulang) jualannya, karena cepat habis dapat duit. Tapi kalau tentara sudah berangkat, satgas agak sepi," tutur Jarot.
Tidak hanya berjualan, dirinya acap kali menerima pesanan pempek. Namun, momen lebaran yang membuat dia dan istrinya kewalahan menerima pesanan.
"Kalau untuk pemesanan ramenya pas di waktu mendekati lebaran dalam bulan puasa. Insya Allah ada terus pesanannya," tandasnya.
Selama puluhan tahun berdagang pempek ini, dirinya mengaku telah menjual barang dagangannya hampir di semua markas TNI yang ada, seperti Koramil, Kompi Senapan, Kodim, Batalyon hingga lapangan tembak.
"Saya sudah 31 tahun berjualan pempek, kalau ada kegiatan TNI pasti ada saya. Kalau di telpon komandan disuruh merapat, cepatlah saya meluncur ke situ. Pernah sekali ada kegiatan TNI di perbatasan Palembang-Jambi saya juga ke sana. Jadi siap tempur," tegas Jarot.
Terkait rasa hingga bertahan menjadi langganan khusus anggota TNI, itu ada resep rahasia. Yang penting, katanya, berjualan dengan ikhlas dan hati yang tulus untuk beribadah.
"Kalau untuk rasanya itu, saya serahkan kepada penikmatnya anggota TNI sendiri. Sampai saat ini, Alhamdulillah mereka masih mau menikmati pempek yang saya buat," tuturnya.
Menurutnya, tidak ada yang istimewa dari pempek racikannya, melainkan melakukan pendekatan terhadap setiap anggota.
"Orang langganan ini bukan masalah enaknya atau tidak, yang jelasnya pembeli itu harus kenal dulu. Kemudian nyicip dulu. Mudah-mudahanlah enak setelah dicicip barulah melakukan pendekatan sehingga menjadi berlangganan, tetap," urainya.
Hebatnya pempek Mas Jarot ini, tidak hanya Tamtama dan Bintara TNI saja yang menjadi langganannya, tapi perwira hingga berpangkat jenderal tidak lepas dari langganannya.
Tidak salah, bila yang pernah menikmati rasanya pempek buatannya dipastikan ketagihan. Buktinya, mereka yang pindah tugas, selalu rindu ingin menikmati kembali kelezatan pempek tersebut.
Bahkan, katanya, mantan Danrem Jambi, Brigjen TNI Zulkifli sering menyantapnya termasuk sejumlah pejabat Korem lainnya.
Diakuinya, bukan hanya anggota TNI yang laki-laki, ibu-ibu Persit juga tak lepas untuk berlangganan pempeknya yang gurih nikmat.
"Di era android ini, mereka yang ingin atau rindu pempek buatannya langsung telepon minta orderan," tuturnya.
Yang lebih mencengangkan lagi, pempeknya pernah dikirim sampai ke Papua, Jaya Pura.
"Ada anggota (TNI) dinas di Rimbo-Bujang, anaknya di Papua dinas di Bank BRI sana. Dia pesankan 500 biji untuk pesta pernikahannya. Kalau tidak pempek saya tidak mau dia," kata Mas Jarot.
Sedangkan di daerah terdekatnya, pempek sering di order luar Jambi dari Padang Sumatera Barat, dan banyak lagi daerah lainnya.
"Baru-baru ini, kawan media nasional ada pesan tuk kawan redaksi MNC Group di Jakarta. Kalau anggota dan Komandan Kodim dalam lingkup Provinsi Jambi, setiap ke Jambi pasti cari saya untuk makan pempek. Kalau harganya tergolong murah 1 biji Rp1.000," tukasnya.
Mas Jarot juga menceritakan bagaimana awalnya pada tahun 1988 merantau dari Jawa ke Jambi. Saat itu, tinggal di kawasan Rantau Ikil, Batu Kangkung, Simpang Sawmil arah ke Padang Sumatera Barat.
Mulanya, dia bekerja sebagai penyadap karet. Barulah pada tahun 1991 mencoba berdagang pempek milik menjual orang lain hingga tahun 1997.
"Alhamdulillah dari tahun 1997 sampai sekarang ini, pempek sudah bikin sendiri. Biasalah, namanya orang jualan pasti ada pasang surutnya,’’ imbuh Mas Jarot.
Menurutnya, pempek yang dibuatnya ini tidak ribet sangat sederhana. Untuk resepnya, tidak berbeda jauh dengan pempek lain pada umumnya. Cukup dengan sepenuh hati.
"Saya buatnya bersama istri dengan sepenuh hati. Berawal dari belajar juga dari ikut jualan hingga punya usaha sendiri," tuturnya.
Dia menambahkan, pada tahun tahun 1997 sampai 2004 zaman tsunami Aceh pernah memiliki karyawan.
"Anak buah saya dulu ada 11 orang. Sekarang sudah diajari, mereka sudah punya usaha sendiri," sebutnya.
Ayah dari seorang istri ini pernah memasukkan anaknya untuk tes TNI. Namun, tidak lolos di kesehatan.
"Alhamdulillah, sekarang sudah punya tempat tinggal rumah sendiri. Anak pertama kerja di Batam, anak kedua kerja di Hotel Abadi Suite, dan anak ketiga masih duduk di bangku SMA kelas 1," jelasnya.
Selama memproduksi pempek, setiap hari di keranjang dagangannya terisi 350 sampai 400 biji. Sedangkan paling banyak hingga 700 biji.
"Kalau penghasilan kalikan saja Rp1.000 per biji. Rata-rata per bulannya bisa mengantongi pendapatan sampai Rp21 juta," jelas Mas Jarot.
Dirinya berharap, saat ini agar selalu diberikan kesehatan, umur panjang, keselamatan dalam berdagang dan cita-citanya bisa berangkat umrah dan haji bersama keluarga dari hasil berdagang pempek.
"Semoga dikabulkan Allah SWT niat baik aku dengan keluarga ini. Aamiin," pungkas Mas Jarot.
Terpisah Komandan Unit Intelijen Kodim 0415/Jambi Kapten Amru menambahkan, pempek Mas Jarot itu termasuk pempek legendaris.
Menurutnya, pempek Mas Jarot ini langganannya dari dulu sampai saat ini adalah TNI, dari Bintara, Tamtama, Perwira hingga Jenderal TNI masih setia berlangganan.
"Yang uniknya lagi, pempek Mas Jarot tidak memakai cuka, melainkan racikan sendiri menggunakan asam jawa dan bumbu racikan lainnya. itu kelebihannya. Sukses selalu Mas," harap Amru.
Editor : Azhari Sultan
Artikel Terkait