SURABAYA, iNewsJambi.id - Ratusan buruh dari berbagai wilayah menggadakan demo penolakan terhadap kebijakan Tabungan Perumahan Rakyat (Tapera).
Mereka menilai Tapera bukan solusi efektif untuk membantu buruh membeli rumah. Sebaliknya, kata dia Tapera hanya menambah beban keuangan mereka di tengah gaji yang sudah dipotong dan harga bahan pokok melambung tinggi.
Ratusan buruh ini dari wilayah Jawa Timur dan melakukan aksi demo di depan Gedung Negara Grahadi, Kamis (13/6/2024).
Dalam aksinya, para buruh berorasi dan membentangkan poster menunjukkan ketidakpercayaan mereka terhadap pemerintah. Apalagi, kata mereka kasus-kasus sebelumnya seperti Jiwasraya, Taspen dan Asabri gagal mengelola dana rakyat dan berujung pada korupsi.
Kebijakan Tapera yang diatur dalam PP Nomor 21 Tahun 2024, dinilai memberatkan buruh karena upah di Jawa Timur yang masih rendah. Program ini, lanjut dia membebankan 2,5% dari gaji buruh dan 0,5% dari pengusaha tanpa adanya bantuan iuran dari pemerintah.
"Kebijakan ini semakin membebani biaya hidup buruh, terutama dengan daya beli yang turun 30% dan upah minimum yang sangat rendah akibat UU Cipta Kerja. Tapera, yang seharusnya bersifat sukarela, kini menjadi tabungan yang memaksa," ujar Koordinator aksi, Khoirul Anam.
Menurut para buruh, kepesertaan dalam Tapera selama puluhan tahun belum cukup untuk membeli rumah. Mereka menuntut agar program Tapera dicabut dan tidak dilaksanakan, karena program yang seharusnya dirancang untuk kesejahteraan rakyat justru menjadi beban baru bagi mereka. (uda)
Sumber: iNews.id
Editor : Monas Junior
Artikel Terkait