JAMBI, Jambi.iNews.id - Sebuah video seorang sopir memprotes atas kebijakan melintasi jembatan bailey hanya bermuatan 20 ton viral di media sosial.
Kendaraan yang melintasi jembatan bailey itu ditekankan hanya bermuatan 20 ton. Jika melebihi maka, kendaraan tersebut diharuskan untuk putar balik.
Seorang sopir menyebutkan bahwa, kendaraan yang melintasi Jalan Lintas Sumatera Jambi-Sumbar ini banyak melebihi muatan 20 ton.
"Yang melintasi jalan ini engkel, tronton, tritinton, tribelton dan trailer, berapa bebannya. Lebih dari 20 ton disuruh putar," katanya.
Ia menyampaikan, saat ini banyak sopir sudah menunggu sepanjang Jalan Lintas Sumatera Jambi-Sumbar tersebut.
"Itu rakyat pak. Bagaimana nasib rakyat. Kan sudah tahu jalan lintas ini, apa salahnya bapak pesan kekuatan jembatannya 50 ton," ujarnya.
Menanggapi itu, Anggota Komisi V DPR RI, Edi Purwanto mengatakan, menurut Kepala BPJN, jembatan bayley hanya bisa dilalaui oleh kendaraan maksimum 20 ton. Tentu saja, sebagai anggota DPR RI, penegasan kepada semua terutama kepada pengusaha agar memahami situasi ini sehingga jembatan sementara harus dipatuhi bersama.
"Kalau misalnya putus lagi, maka akan memakan waktu yang lebih lama untuk memperbaiki jembatan tersebut," katanya.
Lebih lanjut, Edi menerangkan bahwa, kalau misalnya mobil mengalami laka siapa yang bertanggung jawab? Kata dia, yang harus bertanggung jawab pasti sopir lagi yang disalahkan.
"Saya inginnya perusahaan jangan mentang-mentang dan mengabaikan keselematan, kesehatan dan kesejahteraan para sopir," jelasnya.
Dikatakan Edi, hampir semua kendaraan fuso dan CPO menurut BPTD ODOL nya 100 sampai dengan 200 persen.
"Otomatis kalau muatan kelebihi kapasitas sebenarnya maka kendaraan akan sulit di kendalikan. Sudah banyak tersangka karena Laka ini dan hampir semua yang dipidana sopir. Pengusahanya mana?. Tapi ya sudahlah memang menegakkan kebenaran sangat sulit," terang anggota DPR RI dapil Jambi itu. (uda)
Editor : Monas Junior
Artikel Terkait