JAMBI, iNewsJambi.id - Macet parah hampir tiap hari terjadi di Simpang 3 Tembesi, Kabupaten Batanghari, hingga ke Pelabuhan Talang Duku Provinsi Jambi. Kenapa ini bisa terjadi? Berikut alasan secara teknis menurut pengamatan Asmuni Jatoeb, Master Transportasi yang juga Dosen Universitas Batanghari.
Menurut Asmuni Jatoeb, kemacetan parah akibat truk muatan batu bara ini, terjadi karena beberapa faktor. Pertama dari standar jalan nasional yang lebarnya 7 meter. Secara teoritis, kapasitas untuk per lajur jalan itu 2.900 unit kendaraan per jam.
Jadi jika dihitung untuk truk batubara, 1 truk batu bara itu sekitar 2,5 SMP (satuan mobil penumpang) atau mobil kecil standar. Jika tiap hari ada sekitar 15 ribu unit truk batu bara per hari. Berapa lajur jalan yang terpakai?
Semua truk batu bara itu bermuara di Simpang 3 Tembesi atau kawasan Kabupaten Batanghari. Ya dari Kabupaten Tebo, Sarolangun maupun Batanghari. Akibatnya lalu lintas melimpah.
"Nah kalau lalu lintas kan melimpahnya ke mana mana sisi termasuk bahu. Itu karena perilaku lalu lintas sama dengan perilaku air mengalir. Di mana ruang kosong dia masuk? Enggak peduli mau nanti ada pemadam kebakaran mau lewat mau apa? Ambulans orang sakit apa segala macam, udah enggak peduli," ungkap Asmuni Jatoeb kepada iNewsJambi.id ditemui di rumahnya kawasan Sungai Kambang, Sipin, Kota Jambi, belum lama ini.
Dosen Teknik Sipil Unbari ini menambahkan, itu baru kapasitas jalan. Belum lagi dari disiplin pengendara.
Walau diinstruksikan keluar dari mulut tambang pukul 18.00 WIB, tidak menjamin truk muatan batu bara sudah merayap sebelum jadwal yang ditentukan.
Sehingga ketika jadwal boleh jalan, semua tetap saja menumpuk dan membuat jalan penuh dengan truk batu bara.
Belum lagi, sambung Asmuni, para pengusaha punya kontrak bisnis yang harus dipenuhi sehingga armada yang beroperasi makin banyak.
"Inilah beberapa faktor yang membuat macet parah terjadi akibat truk batu bara. Harus dicari solusi segera," tutup Asmuni.(nas)
Editor : Monas Junior