Model bisnis Xiaomi unik, dan sering dibandingkan dengan Apple. Perusahaan ini menjual produknya secara online dan melalui toko fisiknya sendiri, memotong perantara dan mengurangi biaya.
Xiaomi juga menekankan keterlibatan langsung dan umpan balik dari pelanggan, yang telah membantunya meningkatkan produk dan layanan.
Salah satu kekuatan terbesar Xiaomi adalah strategi pemasarannya. Perusahaan ini sangat mengandalkan media sosial dan rekomendasi dari mulut ke mulut untuk mempromosikan produknya.
Xiaomi juga menggunakan model "flash sale", di mana sejumlah produk dijual dengan diskon harga selama periode waktu yang singkat, menciptakan rasa mendesak di antara pelanggan.
Keberhasilan Xiaomi tidak datang tanpa tantangan. Perusahaan ini dihadapkan pada tuduhan menyalin desain Apple, dan terlibat dalam beberapa pertempuran hukum.
Xiaomi juga menghadapi persaingan ketat dari produsen smartphone China lainnya seperti Huawei dan Oppo.
Namun demikian, Xiaomi terus tumbuh dan berkembang. Perusahaan telah memperluas jangkauan produknya untuk mencakup perangkat rumah pintar, laptop, dan elektronik lainnya.
Xiaomi juga telah memperluas kehadirannya di negara lain, termasuk Indonesia, di mana ia telah menjadi pembuat smartphone terbesar.
Keberhasilan Xiaomi telah diakui secara global. Pada tahun 2018, perusahaan ini melantai di bursa saham dengan valuasi $54 miliar, sehingga menjadi salah satu IPO terbesar dalam sejarah.
Lei Jun telah dinobatkan sebagai salah satu orang paling berpengaruh di dunia oleh majalah TIME, dan Xiaomi telah diakui sebagai salah satu perusahaan paling inovatif di dunia oleh Forbes.
Sebagai kesimpulan, kisah Xiaomi adalah kisah yang luar biasa. Model bisnisnya yang unik, strategi pemasarannya, dan fokus pada inovasi telah membantunya menjadi salah satu perusahaan teknologi terbesar dan paling sukses di dunia. (rdo)
Editor : Monas Junior
Artikel Terkait