Jika Kamala Harris Menang Pilpres AS, Perang Dunia III Akan Pecah

Rahmadhoni Yusal
Donald Trump menyebut Perang Dunia III akan pecah jika Kamala Harris memenangkan pilpres AS. Foto: iNews.id

WASHINGTON, iNewsJambi.id - Donald Trump terus menyerang Kamala Harris. Calon presiden (Capres) dari Partai Republik menyebut, Perang Dunia III akan pecah jika Harris memenangkan Pilpres AS 2024.

"Perang besar (di Timur Tengah) dan mungkin Perang Dunia III (akan pecah)," kata Trump, dalam kampanyenya.

Trump sebelumnya berulang kali menyerang Presiden Joe Biden dan Harris sebagai pemicu konflik global.

Dia juga mengulangi janjinya, perang Israel dan Hamas akan berakhir sebelum dia dilantik sebagai presiden AS ke-47 pada Januari 2025, jika menang meawan Harris. Pilpres AS 2024 akan dilaksanakan pada 5 November 2024.

"Jika tidak, Anda akan berakhir dengan perang besar di Timur Tengah dan mungkin Perang Dunia III. Anda lebih dekat kepada Perang Dunia III saat ini dibandingkan sebelumnya sejak Perang Dunia II. Kita tidak pernah sedekat ini, karena orang-orang menjalankan negara ini tidak kompeten," katanya. 

Menurut Trump, konflik tersebut tidak akan pernah dimulai jika dia berkuasa. Dia juga berjanji akan mengajak Rusia dan Ukraina ke meja perundingan "dalam 24 jam" setelah terpilih menjadi presiden dalam pilpres nanti.

Sementara Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu bertemu secara terpisah dengan Joe Biden, Kamala Harris, dan Donald Trump, yakni pada Kamis dan Jumat lalu.

Harris mengungkapkan kepada Netanyahu kekhawatirannya serius mengenai skala penderitaan di Gaza, termasuk banyaknya korban tewas warga sipil yang tidak bersalah.

Komentar Harris itu dilaporkan membuat Netanyahu marah. Seorang ajudan Netanyahu mengatakan kepada Axios, Harris bukan sosok yang terlalu kritis selama pembicaraan.

Sementara itu Trump menerima Netanyahu di resortnya, Mar-a-Lago, Florida. Dia mengatakan kepada Fox News, Israel harus mengakhiri perang di Gaza sesegera mungkin jika Negara Yahudi itu tak ingin hancur namanya.

"Anda tahu Israel tidak pandai dalam hubungan masyarakat," kata Trump.

Sebelumnya, Trump merupakan sekutu dekat Netanyahu. Selama menjabat presiden pada periode 2017-2021, Trump mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel, dilanjutkan dengan memindahkan Kedubes AS dari Tel Aviv ke Yerusalem, keputusan yang bertentangan dengan kesepakatan internasional.

Selain itu Trump menjatuhkan sanksi kepada Iran, demi melindungi kepentingan keamanan nasional Israel.

Namun, hubungan Trump dan Netanyahu memburuk setelah dia memberi selamat kepada Biden begitu memenangkan Pilpres AS 2020. 

"Saya belum berbicara dengan (Netanyahu) sejak itu. Persetan dengannya," kata Trump kepada jurnalis Israel, Barak Ravid, pada akhir 2023. (uda)

Sumber: iNews.id

Editor : Monas Junior

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network