Opini ini ditulis oleh : Dino Dwi Yandi *
Pemilihan Wakil Walikota Jambi kembali memunculkan perdebatan hangat seputar politik dinasti. Salah satu calon Wakil Walikota dari Calon Walikota Maulana, ialah Diza Aljosha Hazrin, yang merupakan seorang yang berasal dari keluarga mantan Gubernur Jambi Zulkifli Nurdin selaku pamannya.
Ada juga mantan Gubernur Jambi sekaligus eks narapidana kasus gratifikasi, Zumi Zola yang merupakan sepupunya, serta Zumi Laza yang merupakan adik kandung Zumi Zola yang mencalonkan diri sebagai Calon Bupati di Kabupaten Provinsi Jambi.
Dengan latar belakang keluarga yang banyak berkecimpung di perpolitikan khususnya Provinsi Jambi, ini menjadi de javu yang terjadi pada perpolitikan keluarga Presiden Joko Widodo, ini menjadi perhatian khusus dan kritik keras terkait peluang akses dan keadilan bagi calon lain.
Di sisi lain, para pengamat menilai politik dinasti ini dapat menghambat demokrasi dan mengurangi kesempatan bagi calon yang tidak berasal dari keluarga politik. Mereka menegaskan pentingnya memberi ruang bagi pemimpin baru dengan ide-ide segar.
Sebagai pemilih yang cerdas, masyarakat Kota Jambi dihadapkan pada pilihan yang tidak hanya mempertimbangkan nama besar, tetapi juga visi dan kemampuan calon dalam membawa perubahan. Proses pemilihan ini menjadi momen krusial untuk mengevaluasi apakah perpolitikan tanah air masih relevan dalam konteks demokrasi yang sehat.
Dengan waktu yang semakin mendekati pemilihan, perhatian publik akan terus tertuju pada Diza dan calon lainnya, menantikan siapa yang akan mengisi posisi strategis ini dan membawa Jambi menuju masa depan yang lebih baik. (***)
* Dino Dwi Yandi, aktivis mahasiswa Jambi
Editor : Monas Junior
Artikel Terkait