MUAROJAMBI, iNewsJambi.id - Akibat kabut asap hingga kualitas udara yang tidak sehat, membuat dunia pendidikan di Kabupaten Muarojambi, Jambi, sedikit terganggu.
Seperti di SMPN 6, Muarojambi para guru pengajar mengeluhkan sistem pembelajaran jarak jauh (PPJ) atau daring lantaran kesulitan memberikan pemahaman kepada siswa.
Bagaimana tidak, setiap hari di ruang guru SMPN 6 Muarojambi, para guru seluruh mata pelajaran dari yang guru bahasa inggris, matematika, IPS hingga pelajaran agama memberikan materi belajarnya kepada semua muridnya yang libur akibat kabut asap.
Dengan media laptop yang ada, mereka memberikan pemahaman mata pelajarannya masing-masing agar para murid tidak tertinggal mata pelajaran lantaran libur sekolah.
Menurut Kepala Sekolah SMPN 6, Muarojambi, Bastoni sejak dua pekan diselimuti asap tebal, pembelajaran jarak jauh atau daring yang digelar banyak menimbulkan kesulitan, baik bagi guru ataupun murid.
"Saat ini guru kesulitan memberikan pemahaman materi belajarnya kepada siswa, karena melalui media (laptop/handphone) bukan secara langsung (tatap muka)," ujarnya, Selasa (10/10/2023).
Dari yang terjadi selama ini, katanya, penjelasan terhadap mata pelajaran terlalu singkat dengan waktu yang terbatas.
"Mungkin dalam memberikan penjelasan terlalu singkat, karena di dalam Google Meet. Belum lagi terkendala sulitnya sinyal dan waktu yang terbatas," jelas Bastoni.
Karena itu, bebernya, para guru sulit memberikan pemahaman kepada murid, seperti saat pembelajaran jarak dekat.
Bagi murid, mereka berharap kabut asap bisa cepat berakhir dan bisa kembali belajar secara tatap muka.
"Para murid kepinginnya kembali belajar secara tatap muka, seperti biasa. Mereka rindu kepada sekolah, teman sejawatnya dan guru-gurunya," imbuhnya.
Bastoni berharap, kabut asap yang belum berakhir sejak dua pekan ini, karena adanya kebakaran lahan ini bisa cepat berakhir.
Terpisah, Kepala Dinas Pendidikan Muarojambi, Firdaus menambahkan, pembelajaran jarak jauh ini masih diperpanjang hingga tanggal 11 September.
"Untuk sistem pelaksanaan belajar mengajar diserahkan sepenuhnya kepada satuan pendidikan masing-masing," ungkapnya.
Hingga saat ini, ujarnya, kondisi udara di Kabupaten Muarojambi tergolong tidak sehat.
"Bagi yang terkesan sinyal mereka bisa menggunakan metode lain secara online atau pemberian tugas sesuai jadwal tertentu," pungkas Firdaus. (ari)
Editor : Monas Junior